Beberapa hari lagi, umat muslim akan memasuki bulan Ramadhan. Berbagai persiapan biasanya sudah dilakukan untuk menghadapi bulan yang sangat suci ini. Bagi anda para orangtua, salah satu yang perlu di cermati adalah bagaimana mempersiapkan anak-anak yang masih kecil dan baru akan belajar puasa. Mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan mengkondisikan anak, memerlukan persiapan sejak jauh hari. Berikut ini beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi putra-putrinya selama bulan Ramadhan.Mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan mengkondisikan anak, memerlukan persiapan sejak jauh hari.
Berikut ini beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi putra-putrinya selama bulan Ramadhan.
1. Perkenalan ?
Adalah tugas orangtua untuk menjelaskan kepada anak-anak apa arti, makna, dan manfaat berpuasa. Jika tidak dijelaskan sejak dini, bulan Ramadan akan jatuh seperti “perayaan tahunan”. Orangtua harus bisa melatih anak untuk berpuasa. Tapi melatih anak berpuasa tidak bisa dilakukan dengan cara paksa. Ada baiknya perkenalan dilakukan dengan cara seperti mendongeng cerita – cerita yang biasa anda lakukan, tetapi kali ini ceritanya berhubungan dengan puasa dan bulan ramadhan.
Suasana rumah yang berubah juga akan mempengaruhi semangat anak. Misalnya dengan mengubah penataan rumah, mempersiapkan ruang khusus untuk sholat berjamaah dan tadarus Al-Qur’an. Ajak anak-anak menghiasi ruang tersebut dengan tulisan kaligrafi dan gambar islami. Kamar tidur anak juga dapat dihias dengan tulisan hadist, motto ataupun semboyan yang akan membangkitkan semangat mereka jika nanti menahan lapar dan haus ketika puasa. Tempelkan juga target dan jadwal kegiatan yang telah disusun bersama. Ibu sebaiknya mempersiapkan bintang-bintang yang siap ditempel untuk setiap rencana yang berhasil dicapai anak. Kerjakan bersama anak agar ia termotivasi untuk mendapatkan bintang sebanyak mungkin sampai akhir Ramadhan.
3. Buat Perjanjian perihal jam waktu puasa
Setelah anak “berkenalan” dengan puasa dan bulan Ramadhan itu sendiri, ajak dia berbicara, untuk menyepakati jam puasa yang akan dia jalani. Turuti apa yang dia sanggupi, jika ia bilang sampai jam 10 pagi, maka anda tidak boleh memaksa untuk mengulur waktu yang telah disepakati tersebut. Jika ia sudah berhasil melakukannya, coba bicarakan kembali untuk menambah jam puasa ia untuk hari esok, begitu seterusnya. Yang perlu diperhatikan disini adalah, kita harus jeli melihat kemampuan anak dan tidak memaksanya untuk menyelesaikan puasanya jika ia sudah merasa tidak sanggup, dengan begitu anak akan merasa lebih nyaman dan menganggap puasa adalah salah satu ibadah yang menyenangkan.
Ibu dapat mulai menyusun menu dengan gizi yang seimbang untuk anak yang puasa. Juga mulai melatih pola makan dari 3 kali sehari menjadi 2 kali saja. Penyusunan menu ini untuk menghindari terjadinya kekurangan zat gizi pada anak. Kecukupan gizi pada anak akan terpenuhi apabila saat berbuka dan makan sahur mereka mengkonsumsi makanan yang beragam dalam jumlah yang cukup. Sediakan makanan yang anak sukai, sehingga mereka akan lebih tertarik untuk memakannya saat waktu sahur dan berbuka puasa.
5. Ajarkan nilai – nilai positif bulan Ramadhan
Anda dan suami bisa saling bekerja sama untuk menciptakan kegiatan – kegiatan yang positif selama bulan Ramadhan, tetapi tidak menguras energi si anak. Seperti bercerita tentang kisah – kisah para rasul dan nabi, dan makna Bulan Ramadhan itu sendiri. Beri pemahaman yang baik, sehingga anak akan merasa nyaman dan tertarik melakukan puasa. Puasa sesungguhnya melatih kedisiplinan dan kejujuran anak, untuk bangun pada saat sahur dan bersikap jujur untuk mengungkapkan jika ia tidak kuat menjalankan puasa pada waktu yang telah kita sepakati, jadi anak tidak akan berbohong. Sesekali juga, ajaklah anak untuk mengikuti tarawih dan jelaskan apa maknanya, agar dia tau hal itu hanya terjadi pada saat Bulan Ramadhan.
Anda boleh memberikan hadiah sebagai tanda keberhasilan ia telah melewati puasa, walaupun hanya beberapa jam sampai setengah hari. Hadiah tidak harus mahal dan berupa barang, pujian dari anda juga cukup membuat dia merasa bangga atas dirinya sendiri. Pujian yang anda berikan untuknya, akan sangat memotivasi anak untuk tetap berpuasa dan meningkatkan kemampuannya untuk hari – hari berikutnya.
Puasa pada anak mungkin dapat dilakukan tetapi harus cermat memperhatikan kondisi normal psikobiologisnya. Sedangkan kondisi psikobiologis setiap anak berbeda dan tidak dapat disamakan. Bila kondisi itu tidak diperhatikan maka puasa merupakan beban bagi mental dan fisik anak. Selanjutnya akan berakibat mengganggu tumbuh kembang anak. Tetapi bila puasa dilakukan dengan mempertimbangkan dengan cermat kondisi anak maka dapat merupakan pendidikan terbaik bagi perkembangan moral dan emosi anak.
Buah hatiku, selamat menjalani ibadah puasa
Source : kaskus.us