Cara Mengatasi Nafas Pendek

Nafas yang pendek dan tidak teratur dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan tertentu. Misalnya saja angina, hipertensi, nyeri di bagian dada, stroke, hingga asma.

Untuk memperbaiki kualitas nafas yang kurang baik, para ahli menganjurkan Anda untuk melakukan latihan pernafasan mendalam (deep breathing). Selain itu, Alexander Stolmatski, penulis buku Freedom from Asthma, menganjurkan Anda untuk juga melakukan beberapa hal ini untuk mengurangi keluhan pada kelancaran pernafasan Anda:

1. Berolahraga
Tubuh yang bugar akan dapat membantu Anda mendapatkan asupan oksigen yang lebih baik untuk tubuh. Sempatkan diri untuk berolahraga tiga kali seminggu, dengan durasi setidaknya 30 menit.

2. Hindari situasi yang dapat memicu timbulnya stres secara berlebihan.

3. Makanlah secukupnya
Menyantap makanan dengan porsi berlebihan juga membuat Anda tidak dapat bernafas dengan lancar.

4. Perhatikan kualitas tidur
Tidurlah dengan cukup -tidak kurang dari 6 jam dan tidak lebih dari 8 jam. Bila Anda sering kurang dapat bernafas dengan lancar saat tidur, coba berbaring menyamping. Hindari posisi tidur telentang.

5. Biasakan mengambil dan mengembuskan nafas dari hidung, bukannya dari mulut.

6. Hindari lingkungan yang panas dan pengap.

7. Berhentilah merokok, jika Anda adalah perokok, dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

8. Lakukan tes pernafasan secara berkala dan cobalah secara bertahap untuk meningkatkan kemampuan menahan napas Anda.

Source : kompas

Tips Mengendalikan Emosi Saat Puasa

Puasa tak hanya menahan lapar dan haus, namun juga harus bisa mengendalikan emosi. Sayangnya, tak mudah melakukannya.Beberapa tips berikut ini barangkali bisa Anda coba:

1. Kenali emosi Anda

Ketahui apa yang Anda rasakan, apakah senang, sedih, takut, atau marah. Dengan mengenali baik-baik apa yang sebenarnya Anda rasakan, Anda akan lebih mudah memahami cara menuntaskannya.

Rasa cemburu, misalnya, merupakan penjelmaan dari rasa takut, takut tidak mampu terlihat lebih baik dari orang lain, atau merasa dijauhi karena tak bisa menjadi yang terbaik.

2. Jangan Dipendam

Anda mungkin takut tak dapat menahan diri atau membuat orang lain tersinggung jika Anda meluapkan emosi Anda. Namun memendam emosi seorang diri bukanlah hal yang baik bagi kesehatan psikis Anda. Ada kalanya Anda harus mengekspresikan apa yang ada dalam benak Anda, melalui curhat bersama seorang sahabat atau mengungkapkannya melalui hobi.

3. Berkaca dari Pengalaman

Pernahkah Anda terlibat dalam masalah baru saat Anda tak lagi mampu untuk menahan emosi? Menghajar seorang rekan kerja, misalnya? Atau mengalami kecelakaan saat kebut-kebutan di jalanan untuk melampiaskan emosi?

Lain kali jika Anda ingin mengeluarkan emosi dengan cara yang nekat, ingatlah resiko yang harus Anda hadapi di pengalaman sebelumnya. Anda pasti tak ingin mendapat masalah baru dan menambah amarah, kan?

4. Cari Ketenangan

Asingkan diri sejenak dari keramaian, beberapa menit saja hingga Anda dapat meredakan emosi yang menguasai benak Anda. Duduk, berdiri, atau berbaring, carilah posisi yang paling nyaman untuk menenangkan diri.

Kemudian pikirkan baik-baik apa yang melintas di benak Anda. Apakah Anda merasa takut dikeluarkan dari pekerjaan, menyakiti perasaan sahabat, atau merasa gagal dengan rencana yang telah lama dibuat, ketahui dengan jelas dugaan apa yang membuat Anda merasa stress.

5. Segera Cari Solusi Setelah Emosi Reda

Setelah menenangkan diri dan menurunkan kadar emosi di diri Anda, kini saatnya untuk mencari sejumlah opsi sebagai solusi untuk permasalahan Anda. Buat beberapa pilihan agar Anda memiliki opsi cadangan jika salah satunya gagal.

Source : kaskus

Berpuasa, Ikut Jaga Kesehatan Anda

Berpuasa tak hanya menambah kadar keimanan. Tapi juga memberi efek sehat yang luarbiasa. Inilah lima diantaranya.

  1. Saat puasa, tubuh membongkar cadangan glikogen yang tersimpan di hati dan bawah kulit untuk menambah tenaga. Menurut Prof Mohammad Yogiantoro SpPD, Konsultan Ginjal Hipertens, kondisi inilah yang dapat membantu anda mengurangi jaringan lemak pemicu kolesterol.
  2. Saat puasa, tubuh mengalami peningkatan Foxa2. Menurut Buku Regulation of adaptive behaviour during fasting by hypothalamic Foxa2 yang diterbitkan Nature, Foxa2 merupakan pemecah lemak, pemecah gula, dan pemberi stimulus pada otak agar tetap semangat beraktivitas
  3. Saat puasa, kadar adenosine monophosphate-activated protein kinase (AMPK) yang berfungsi ’’mengolah’’ asam lemak. Menurut American Academy of Neurology seperti dikutip dari Science Daily, AMPK berguna menjaga tubuh anda tetap ideal
  4. Saat puasa, energi didapat dari protein yang tersimpan di otot. Protein ini akan mengalami proses glukoneogenesis sebagai penyedia glukosa. Mengutip Regulation of Gluconeogenesis yang ditulis  Krüppel-like Factor 15, gula yang dihasilkan dari proses ini yang digunakan sebagai makanan otak
  5. Saat puasa, menurut American Academy of Neurology risiko penyakit saraf berbahaya bernama Huntington ikut menurun.

Source : sheradiofm.com