Santana – Manana

Oh no no
oh no no

Verse 1:
Sometimes I wish I knew your name
At times I want to say hello
But you seem so far away
To let my feelings show
And though I don’t know what to say
I feel that someday soon one day
Love will place you by my side
And it shall be our guide

Chorus:
And then manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long to be with you
Oh manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long for you

Verse 2:
When I have you by my side
You will always be my pride
Love so simple yet so sweet
I do think you’re all I need
So I thought I’d let you know
That my heart forever grows
Closer to your warm embrace
Everytime I see your face

Chorus:
And then manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long to be with you
Oh manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long for you

Oh, oh, oh, oh, oh
Oh, oh, oh, oh, oh

And so manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long to be with you
Oh manana sera se si
Means our love will always be
Something special and also true
Girl I long for you

Bridge:
Do you know I don’t know you
I wanna show you I do love you
That I do do, do love you
Oh babe, I think about you
Even though I don’t know you
I wanna show you I do love you
And that I do do, I think about you
Oh babe, I do love you
Even though I don’t know you
I wanna show you I do love you
I think about you
Oh do do, oh do do, oh do do

Chorus (x2)

Jadikan aku yang kedua..

jika dia cintaimu
melebihi cintaku padamu
aku pasti rela untuk melepasmu
walau ku tau ku kan terluka

jikalau semua berbeda
kau bukanlah orang yang kupuja
tetapi hatiku telah memilihmu
walau kau tak mungkin tinggalkannya

jadikan aku yang kedua
buatlah diriku bahagia
walau pun kau takkan pernah
kumiliki selamanya

Astrid : mp3nya

Khalil Gibran (1883-1931)

Gibran Khalil Gibran was born on January 6, 1883, to the Maronite family of Gibran in Bsharri, a mountainous area in Northern Lebanon [Lebanon was a Turkish province part of Greater Syria (Syria, Lebanon, and Palestine) and subjugated to Ottoman dominion]. His mother Kamila Rahmeh was thirty when she begot Gibran from her third husband Khalil Gibran, who proved to be an irresponsible husband leading the family to poverty. Gibran had a half-brother six years older than him called Peter and two younger sisters, Mariana and Sultana, whom he was deeply attached to throughout his life, along with his mother. Kamila’s family came from a prestigious religious background, which imbued the uneducated mother with a strong will and later on helped her raise up the family on her own in the U.S. Growing up in the lush region of Bsharri, Gibran proved to be a solitary and pensive child who relished the natural surroundings of the cascading falls, the rugged cliffs and the neighboring green cedars, the beauty of which emerged as a dramatic and symbolic influence to his drawings and writings. Being laden with poverty, he did not receive any formal education or learning, which was limited to regular visits to a village priest who doctrined him with the essentials of religion and the Bible, alongside Syriac and Arabic languages. Recognizing Gibran’s inquisitive and alert nature, the priest began teaching him the rudiments of alphabet and language, opening up to Gibran the world of history, science, and language. At the age of ten, Gibran fell off a cliff, wounding his left shoulder, which remained weak for the rest of his life ever since this incident. To relocate the shoulder, his family strapped it to a cross and wrapped it up for forty days, a symbolic incident reminiscent of Christ’s wanderings in the wilderness and which remained etched in Gibran’s memory. Lanjutkan membaca Khalil Gibran (1883-1931)

Cinta tak pernah akan begitu indah jika tanpa persahabatan.

Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang. Begitu juga dalam kasus kamu yang mencari, maka yang lain akan menanti.

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta. Mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita. Tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis. Jauh lebih pedih karena saat itu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi.

Cinta itu sebuah jalan. Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen. Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja. Cinta tak harus berakhir bahagia. Karena cinta tidak harus berakhir.Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran, melainkan dari HATI.

Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai, melainkan investasi.Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan. Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai melainkan memanfaatkan.

Bagaimana aku akan berkata ” SELAMAT TINGGAL ” kepada seseorang yang tidak pernah aku miliki?

Kenapa tetes air mata jatuh demi seseorang yang tidak pernah menjadi kepunyaanku?

Kenapa aku merindukan seseorang yang tidak pernah bersamaku

dan kubertanya, Kenapa aku mencintai seseorang yang cintanya tidak pernah untukku?

Sangat sulit bagi dua orang yang mencintai satu sama lain ketika mereka tinggal dalam dua dunia yang berbeda. Tapi ketika kedua dunia ini melebur dan menjadi satu, itulah yang disebut KEAJAIBAN.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti, Cintailah mereka seperti sungai, sebab Sungai mengalir selamanya.Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan kaca itu. Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali.

INDAHNYA KEMATIAN (KHALIL GIBRAN)

Biarkan aku terbaring dalam lelapku, kerana jiwa ini telah dirasuki cinta, dan biarkan daku istirahat, kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang. Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini, dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar. Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian, dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini. Biarku istirahat di ranjang ini, kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya; Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku; Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku. Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku, kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring. Hapuslah air matamu, saudaraku, dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi. Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti; Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya. Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku. Ciumlah mataku dengan seulas senyummu. Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka; Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku; Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku, dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku….

:+: Khalil Gibran :+: