Oleh Anavi Krisyanti | Diterbitkan 12/9/2005
Dimarahi oleh atasan atau bahkan rekan kerja sendiri memang menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kerja. Perasaan malu, bersalah, kesal dan bingung seolah bercampur dan berkecamuk di dalam hati. Padahal di saat yang sama ada pekerjaan lain yang harus segera diselesaikan. Di saat-saat inilah Anda dituntut untuk bersabar dan menahan emosi agar jangan sampai emosi ikut meledak dan malah membawa Anda kepada suatu keadaan yang lebih rumit lagi. Daripada menuruti emosi, lebih baik melakukan langkah-langkah berikut :
- Berpikir positif. Memang bukan perkara yang mudah untuk melakukan hal ini, tapi ingatlah bahwa di mana pun masalah akan selalu ada, terlebih di dunia kerja. Ingat juga bahwa mungkin kemarahan atasan itu demi perbaikan Anda sendiri agar tidak melaukan kesalahan yang sama.
- Tetap mengontrol diri dengan tidak terburu-buru membalas omelan. Anda tidak ingin suasana menjadi semakin keruh bukan? Cobalah untuk menghargai orang yang memarahi Anda dengan terus menyimak ucapannya.
- Daripada mencari cara untuk membalas, lebih baik mencari solusi yang terbaik dengan memahami apa yang menjadi penyebab kemarahan tersebut. Setelah itu lakukan introspeksi. Jika memang kesalahan ada pada Anda, segera akui kesalahan tersebutdan minta maaf. Tapi jika tidak, sebaiknya coba jelaskan duduk perkara dengan cara yang tenang.
- Jangan sangkut pautkan kemarahan orang lain dengan masalah pribadi agar masalah tidak meluas.
Bagaimanapun Anda harus tetap menjaga hubungan dengan orang tersebut demi suasana kerja yang kondusif.
5. Tetap terbuka pada kritik dan buat komitmen dalam hati untuk terus memperbaiki diri.
6. Setelah semua selesai, ambil waktu sejenak untuk menenangkan hati dan pikiran agar tidak mempengaruhi hasil kerja Anda.
Harus disadari bahwa kecakapan Anda menahan dan mengatur emosi merupakan satu bentuk kedewasaan diri. Selamat bekerja dan sukses selalu!